Cincin kawin adalah salah satu syarat untuk pernikahan. Biasanya cincin kawin
digunakan untuk melamar pasangan atau diberikan ketika acara perkawinan.
Cincin kawin ada beberpa jenis dari yang terbuat dari emas kuning, emas
putih dan lain lain.
Cincin yang kami pilih dalamn pernikahan kami adalah produk dari indonesia diamond dengan model :
Cincin adalah symbol ikatan cinta sepanjang masa dan berlaku
universal. Ia menjadi penanda awal sebuah hubungan dan menjelaskan
status pemakainya. Cincin dijari manis kiri seolah bicara : hey leave
alone, I’m with somebody. Mereka percaya lingkaran cincin sebagai symbol
cinta abadi.
Cincin
dianggap sebagai symbol cinta dan kepercayaan yang menandai hubungan
pria dan wanita. Kadang diberikan sebelum perkawinan, dikenal dengan
engangement ring atau cincin pertunangan, bisa juga saat upacara
perkawinan dikenal dengan wedding ring atau cincin kawin.
Kupinang hatimu dengan ketulusan, kutandai dan kuhiasi jemarimu dengan sebuah cincin, menepikan hati dan jiwa pada keabadian.
Kalimat seperti ini mungkin hanya merupakan penggalan dari beberapa
kalimat yang mengukuhkan makna cincin dalam sebuah hubungan. Cincin
merupakan sebuah tanda cinta. Simbol pertalian 2 hati yang saling
berbagi dan melengkapi. Mas kawin pernikahan, pinangan, pertunangan atau
ungkapan rasa seseorang terhadap kekasihnya umumnya ditandai dengan
sebuah cincin. Cincin seakan mengukuhkan kesyakralan sebuah pertautan
hati. Sedalam itukah maknanya?
Para peneliti purbakala menduga bahwa cincin berasal dari gelang yang dikenakan para wanita yang ditawan di zaman primitif. Lingkaran gelang di kaki dan lengan para wanita itu, perlahan-lahan dianggap sebagai pengikat yang menunjukkan bahwa wanita itu menjadi milik seorang pria dalam suku yang menawannya. Karena perkembangan aktivitas mereka, gelang-gelang tersebut kemudian diubah menjadi sebuah cincin. Tidak ada tahun yang pasti mengenai penggunaan cincin sebagai pengikat hubungan dua insan yang saling mengasihi. Berdasarkan penelusuran sejarah purbakala, bangsa Mesir merupakan orang pertama yang mengenakan cincin kawin dalam pernikahan. Baru pada tahun 900-an, para penganut Kristiani menggunakan cincin sebagai ikatan suci pernikahan.
Mengapa cincin berbentuk lingkaran?
Dalam tulisan hieroglif, lingkaran berarti keabadian.Cincin kawin dianggap sebagai lambang pernikahan yang abadi. Selanjutnya, cincin juga dianggap akan mengabadikan hubungan dua orang yang saling mencintai.
Dalam tulisan hieroglif, lingkaran berarti keabadian.Cincin kawin dianggap sebagai lambang pernikahan yang abadi. Selanjutnya, cincin juga dianggap akan mengabadikan hubungan dua orang yang saling mencintai.
Secara filosofis, lingkaran merupakan lambang kelengkapan. Allah SWT
menciptakan bumi ini seperti lingkaran, bulat dan berputar. Semua telah
Dia sketsa dengan sempurna agar hamba-Nya mau memutar pikirannya untuk
membaca, menggerakkan lidahnya untuk berbicara, melangkahkan kakinya
untuk mencari, mengayunkan tanganya untuk mencoba-berusaha dan
menyandarkan hatinya pada do’a yang tiada henti. Telah dicipta sebuah
wacana Yang Maha Sempurna bahwa hidup tak selalu sama. Hubungan
antarmanusia tak pernah berdiam di satu titik yang pasti. Kebahagiaan,
kedukaan dan kematian, selalu berputar mengitari lingkaran hidup.
Manusia hanya bisa memprediksi, menjalani dan berharap keabadian
pertalian itu, tanpa bisa menentukan akhir cerita yang diperankannya.
Lingkaran itu tak pernah berujung, dan sebuah cincin adalah harapan
untuk selalu melingkari hati yang dikasihi.
Cincin juga identik dengan keindahan, terutama bagi jari pemakainya.
Jari manis seorang perempuan merupakan pasangan serasi sebuah cincin
untuk mengikatkan ketulusan. Bagi orang Yunani Kuno, mengenakan cincin
di jari manis dipercaya akan mengalirkan energi positif pada vena yang
melewati jari tersebut ke jantung. Pantesan, banyak perempuan yang
berdebar-debar jantungnya dan akhirnya luluh perasaannya ketika
dipasangkan cincin di jari manisnya. Mitos apa fakta ya? Yang realistis
sih gini. Jari manis lebih sedikit digunakan daripada jari-jari yang
lain, sehingga lebih nyaman mengenakan cincin atau hiasan lain di jari
manis itu. Ya, langgeng tidaknya sebuah hubungan tidak bergantung kepada
sebuah cincin. Sebuah benda mati tidak akan mengalahkan kekuatan hati,
hanya ketulusan dan pengertian yang bisa menjaga keutuhan dua hati.
Keabadian sejati hanya milik Yang Maha
Abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar